Rabu, 02 Januari 2013

MOVE ON



Badan di masa kini, tapi jiwa dan pikiran masih terus bermain di masa lalu.
Mungkin itu salah satu gambaran orang yang belum move on, mereka selalu berharap, berkhayal tentang masa lalu yang indah, baik itu waktu masih SMA, indahnya pacaran dengan seseorang yang sudah menjadi “MANTAN”.
Kenapa saya menulis “MANTAN” dengan menggunakan huruf besar yang disertai tanda petik?
Bukan, saya tidak sedang menginjak caps lock. Keyboard saya di atas meja dan kaki saya di bawah kok. #apasih
Banyak orang mengartikan move on itu hanya tentang mantan, banyak bukan berarti semuanya. Setiap mendengar kata belum move on pasti yang ada di pikiran kita belum bisa ngelupain mantan.
Bisa jadi alasan seseorang belum move on karna indahnya teman teman dulu dan kehidupan kita dulu.
Yang bikin seseorang engga fokus buat ngadepin masa kini, seolah orang tersebut lagi engga hidup di masa kini.
Sebenarnya itu bahaya juga sih, kalo dibiarkan lama. Bikin hidup kita selalu ngeliat kebelakang, tanpa memikirkan mungkin ada masa depan yang lebih indah dari masa lalu. Bikin seseorang sulit buat mewujudkan mimpi.
Memandang apa yang ada disekitar kita itu omong kosong, seolah apa yang kita lakuin sekarang hanya drama drama dan drama, seperti aktor yang dibayar untuk bermain disuatu film yang dia bintangi.
Memang melupakan masa lalu yang indah itu engga semudah membalikkan telapak tangan, tapi hidup di masa kini juga ga seburuk yang kita pikirin kok.
Mungkin saja alasan seseorang menganggap masa kini hanya bualan karna dia sendiri yang membuatnya seperti itu, yang cuma memandang masa lalu, membandingkannya hanya dengan masa lalu yang indah.
Mungkin satu kalimat ini bisa membantu bila kita terperangkap di masa lalu, “Masa lalu hanya khayalan, lupakan dan terus berjalan.”
Pikirkan terus menerus kalimat itu, disaat kita tiba tiba mengkhayalkan masa lalu.
Dan satu lagi hal penting yang harus kita lakuin, bertemu orang orang baru, bangun dunia yang indah lagi, yang lebih indah dari dari masa lalu, jangan terus menerus berdiam diri di dalam kamar, dan membuat itu seolah menyenangkan, padahal kita tau itu adalah kesepian.

HIDUP ITU TENTANG BELAJAR



Hidup setiap harinya harus terus belajar, belajarkan engga Cuma di sekolah, di bangku kuliah atau pun di tempat bimbingan belajar.
Kita menjalani hidup juga termasuk belajar, melewati hari hari, jam demi jam, waktu demi waktu.
Pada malam harinya waktu dimana kita mau tidur, bisa dijadikan bahan evaluasi, apa yang udah kita lewati hari ini, ada hikmahnya? Ada pelajaran yang bisa kita petik? Atau gitu gitu aja?
Atau yang lebih berbahaya lagi, kita ga sadar kalo sudah melewati hari hari, mungkin karna hidupnya terlalu monoton.
Saya menulis ini pun dari hasil evaluasi kehidupan saya hari ini, apa yang sudah saya lewati sehari penuh.
Dan apa jawabannya, TIDAK ADA. Saya melewati hari ini begitu cepat, secepat kekasih pergi. (Lah curhat?!)
tapi karna ke tidak adaan itu saya bisa belajar, kalo hidup emang harus dipelajari setiap harinya. Kita ga bisa hanya bergantung pada jam dinding ataupun jam tangan, supaya waktu cepat berlalu dan berharap ada kehidupan yang menyenangkan di esok hari.
Mungkin sedikit konyol, kalo hidup hanya dipenuhi harapan tanpa sedikitpun ada tindakan untuk memenuhi harapan itu.
Berharap memang baik, tapi ada juga berharap yang salah, berharap yang kita sendiri tau itu tidak akan terwujud.
Sehingga waktu kita dihabiskan hanya untuk menghayal, dan lebih parahnya menceritakan hayalan itu ke orang lain, baik itu teman, saudara maupun orang yang ada disekitarnya.
Dari hal sekecil apapun seharusnya bisa dijadikan bahan pelajaran, sehingga kita akan menjadi lebih siap dan lebih semangat buat menghadapi hari ini atau hari esok.
Tentunya belajar juga butuh yang namanya pengamalannya, harus ada praktek. Menerapkannya secara langsung.
Supaya otak kita bisa lebih merekam hasil belajar kita dan tertanam lebih lama, sehingga dengan sendirinya keluar pada saat kita butuhkan, atapun pada saat kita sedang tidak butuh.
Sekian pengalaman saya hari ini yang membosankan, tetap semangat buat belajar :D

Menjadi Diri Sendiri Atau Mencintai Diri Sendiri?



Menjadi diri sendiri kalo ga punya niat untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi itu omong kosong.  Yang males buat berubah menjadi lebih baik, dan lebih memilih sembunyi di balik kata “be your self”.
Emang sih dengan menjadi diri sendiri kita diajarin buat lebih bersyukur dengan apa yang dikasih tuhan, tapi apakah bersyukur aja sudah cukup?
Kalo kita punya sifat yang lemah, apa kita bakal menjadi diri sendiri dan menjadi lemah selamanya? Hidupkan emang harus selalu berubah, tentunya menjadi lebih baik lagi.
Kita hanya perlu merubah istilah “be your self” dengan kata mencintai diri sendiri, mencintai diri sendiri bukan berarti egois. Tapi lebih pada memberikan semua yang terbaik pada diri sendiri, contohnya saja kalo kita jatuh cinta sama seseorang mungkin kita akan memberikan segalanya sama orang tersebut, memberikan yang terbaik.
Kata “be your self” seharusnya hanya dipakai oleh orang yang memiliki kelebihan tersendiri yang istimewa, punya bakat spesial dari lahir , karna cenderung seseorang melihat orang itu dari keistimewaannya. Dan keistimewaan itu bisa kita buat dengan cara berubah menjadi lebih baik saat ini juga.
“Sudah saatnya keluar dari belenggu kemunafikan dan lebih jujur pada diri sendiri serta realita yang ada”.
Kita harus lebih menjadi pribadi yang lebih baik lagi, kalo ngeliat mantan bahagia jangan munafik untuk mengatakan kalo kita sakit hati, harusnya bisa kita jadikan acuan kalo kita pun bisa lebih bahagia daripada mantan.
Kita berpikir jadi orang jangan munafik, tapi terkadang kita sendiri juga munafik.
Tapi menurut saya berpura pura itu beda dari munafik, contohnya berpura pura bahagia, kalo kita terlalu lama berpura pura, mungkin kepura puraan itu akan mendarah daging pada diri kita, dan menjadi kepribadian kita yang baru. Jadi, berpura-pura itu engga salah dong. Sekeras-kerasnya sebuah batu, lama kelamaan akan terkikis kalo setiap hari ditetesi  oleh air hujan.
Mungkin itu salah satu pribahasa yang bisa kita pakai untuk terbiasa dalam kepura-puraan.
Berubah menjadi pribadi yang lebih baik bisa dimulai dengan memperbaiki diri, dengan cara merenung, berpikir lebih dalam pada diri sendiri, dan mulai melakukan action.
Dan lihat perkembangannya beberapa minggu. Konsisten juga diperlukan buat berubah, menjadi apa yang kita mau. Jangan terburu buru, kesabaran yang tinggi juga sangat diperlukan untuk melakukan hal ini.
Ada beberapa fakor seseorang berhenti buat berubah menjadi lebih baik. Rasa  malas, tidak sabaran, yang hanya menginginkan segala sesuatunya secara instan. Kalo kita selalu sadar pada faktor penghambatnya, mungkin kita akan cepat bertindak menyingkirkan penghambat itu. Beberapa manusia malas untuk sadar, dan beberapa manusia lagi selalu menggebu gebu untuk mencari kesadaran.
“Kalo kita sendiri tidak cinta pada diri kita sendiri, bagaimana orang lain mau cinta sama kita?”

LARI DARI KENYATAAN?



Lari dari kenyataan itu boleh boleh aja kok, lari kan emang bisa bikin badan kita sehat. #apasih
Lari dari kenyataan sering di anggap sesuatu yang ‘cemen’, ciri seorang pecundang. Tapi apa pengertian pecundang itu sendiri?
Arti Pecundang menurut saya adalah sikap seseorang yang hidupnya selalu kalah yang terlambat dalam mengambil suatu keputusan, sehingga peluang untuk menang pun semakin menipis.
Tapi terkadang kita hanya menganggap pecundang dari sudut pandang kita sendiri, tanpa tau apa yang ada pikiran si ‘pecundang’ tersebut.
Mungkin saja si pecundang itu lari dari kenyataan atau lari menghindari masalah karna dia tidak ingin menyakiti orang yang dia sayang, teman teman, maupun keluarga.
Dan mungkin juga si pecundang tersebut hanya sedikit “BERPIKIR REALISTIS”.
Kenapa “Berpikir Realistis”? Akan coba saya jelaskan di akhir postingan ini.
Coba bayangin kalo kita sedang menghadapi suatu masalah atau suatu kasus, yang kita sendiri belum siap, belum menguasai betul masalah tersebut? Dan kita ditugaskan untuk menyelesaikan masalah itu 5 menit lagi. Kita was was, takut, cemas, dan berkeringat dingin.
Kalo dampaknya kena sama temen temen kita? orang orang terdekat kita? Tentunya itu akan jadi sangat nyakitin buat mereka. Dan beban batin kita pun akan semakin menjadi.
Berpikir positif juga kayanya ga bakal cukup buat ngadepin masalah itu, emang saat kita terdesak terus kita berpikir positif masalah akan ilang dengan sekejap? Enggalah..
Hanya seorang mentalist yang bisa betul membuat apa yang ada di pikirannya menjadi nyata.
Kita ambil sebuah contoh. Si B lagi berjalan-berjalan di tengah hutan belantara, tiba tiba dia di hadang oleh seekor harimau buas, dan si B pun terpojok. Kalo di saat seperti itu dia berpikir positif “Harimau hutan binatang yang baik, imut, unyu unyu” apa si Harimau bakal berubah dalam sekejap menjadi pemakan rumput dan si B pun selamat? Tentu tidak semudah itu.
Sudah saatnya kita berpikir lebih realistis, berpikir sesuai kenyataan dan kemampuan yang ada.
Kita cenderung hanya berpikir positif yang tidak jelas, hanya bermimpi, berkhayal tanpa tindakan yang realistis. Yang Cuma mau mendapatkan segala sesuatunya  secara instant. Emangnya mimpi-mimpi kita i**omie!!!
Coba kita sedikit menerapkan berpikir Realistis pada kasus si B di atas. “Kalau tidak ingin dapet masalah, jangan menghampiri masalah itu” seharusnya si B bila tidak ingin bertemu harimau buas, jangan sesekali masuk ke dalam hutan.
Saya disini hanya sekedar berbagi, mencoba menyampaikan uneg-uneg yang ada di otak saya selama ini. Bila ada salah salah kata yang tidak berkenang di hati pemirsa. Mari kita bicarakan :’)